Senin, Agustus 13, 2012

Manusia dan Kegelisahan


PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
                Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak – gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar – mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal – ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain – lain.
                Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari – hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
                Sigmund freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neurotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
                Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda – benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
                Kenyataan yag pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih – lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tudak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik : karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
                Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut sigmund freud, kecemasan ini dibagi tiga macam. Yakni :
(1) kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan idenya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang geklisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh : dodi anak laki – laki berumur 11 tahun.ia duduk dikelas 5 SD. Pada suat hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan aahnya akan dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus pindah. Sudah tentu dodi harus ikut. Jadi ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas. Ibu dodi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu 0 ibu. Lebih – lebih dodi, karena baik di kampung maupun disekolah dodi banyak kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang baru kelak ia tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa? Ikut pindah bagaimana di tempat yang baru nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
(2) bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional ( phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa intensitet ketakutan melebihi proposi yang sebanarnya dari obyekyang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan itersebut, setelah dianalisis, ketika masih kecil dulu ia sering dberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya, hgukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
(3) rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba – tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemsan neorotis ayng menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh : seorang anak tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong – konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c) . Kecemasan moril
                Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam – macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
                Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
                Sifat – sifat sperti itu adalah sifat tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang meras dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementar itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagi kegiatan, sehingga kawan – kawannya labih dinilai sebagai lawan. Ketidak mampuannya menyamai kawan – kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
SEBAB – SEBAB ORANG GELISAH
                Apabila kita kaji, sebab – sebab orang gelish adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh :
                Bila ada suatu tanda bahaya ( banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut – sautan makin lama makin dekat, tentu orang – orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.
USAHA – USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
                Mengatasi kegelisahan ini perama – tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
                Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa – apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
                Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasn yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran. Pertama – tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akbiat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dakam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama – sama berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan – keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya rasa kecemasan / kegelisahan daalm jiwa kita.
                Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha pengasih, Maha penyayang dan Maha pengampun.
KETERASINGAN
                Keterasingan bersal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata tersing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal – hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
                Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
                Yang menybabkan oran berada daman keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat ditereima atau tidak dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
                Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atatu menyentuh nilai – nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh  masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, sombong.
                Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan ileh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisas orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai – nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
                Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak memperdulikan, memboikot, bahkan mengisolasi si pelaku. Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh institusi yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
                Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai- -nilai kemanusiaanya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibensi orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
                Dalam karya sastra abdul muis yang berjudul “Salah Asuhan”, hanafi yang berpendidikan. Barat adalah tipe orang yang sombong, angkuh, tak menghormati orang lain. Ia menganggap rendah dan kolot masyarakat minangkabau, sehingga ia terasing karena dibenci, tak disukai oleh masyarakat sekitarnya. Dikalangan teman – temannya sendiri ia dibenci dan dijauhi karena sifatnya yang membeda – bedakan teman – temannya. Ini terbukti ketika ia bersama istrinya Corrie de busye mengadakan pesta makan malam dirumahnya di jakarta, dengan mengundang teman – temannya tetapi yang diundang hanya teman – teman  tamatan sekolah di negeri belanda. Pembedaan seperti ini tak disenangi oleh teman – temannya, sehingga tak seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi dan corrie istrinya dalam keterasingan.
                Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan disini meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidakmampuan fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
                Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com